Nama: Utami
Arti: Utama, penting, terbaik, pokok
Orang Terkenal: Trie Utami, Rey Utami, Ayu Utami
Jenis Kelamin: Perempuan
Asal Bahasa: Indonesia, Jawa, Jepang
Bunda sedang mencari panggilan bernuansa lokal untuk buah hati tercinta? Mungkin Utami bisa menjadi referensi nama yang menarik. Sama-sama berasal dari bahasa Jawa, arti nama Utami tak kalah bagus dengan Galuh atau Larasati.
Panggilan yang terdiri dari lima huruf ini banyak digunakan oleh orangtua Indonesia dalam menamai putri mereka. Selain terkesan feminin, apaan ini juga memiliki beragam makna positif yang bisa menjadi doa bagi si kecil.
Selain itu, Anda juga dapat mengombinasikan sapaan ini dengan sapaan dari bahasa asing agar terdengar lebih unik. Tinggal cari saja panggilan yang memiliki makna selaras dengan arti nama Utami.
Sudah tak sabar ingin mengetahui informasi detil mengenai arti nama Utami, asal bahasa, dan tokoh-tokoh populer yang menginspirasi? Cek selengkapnya di bawah ini, yuk! Siapa tahu setelah itu Anda kian tertarik menamakan si kecil dengan panggilan ini.
Asal Bahasa
Tahukah Anda dari mana panggilan ini berasal? Utami adalah bentuk bahasa Jawa halus dari utama (baca: utomo) yang artinya utama dan penting. Sapaan berawalan huruf u ini merupakan nama populer untuk anak perempuan.
Selain itu, arti nama Utami dalam bahasa Jawa juga diserap dalam bahasa Indonesia dan tercantum dalam KBBI yang artinya terbaik, nomor satu, amat baik, terpenting dan pokok. Berasal dari bahasa yang sama, makna kata ini tak jauh berbeda dengan Sari yang artinya isi utama dan bagian terpenting.
Tak hanya itu, arti nama Utami juga ditemukan dalam bahasa Jepang. Dalam bahasa tersebut, kata ini mempunyai beragam varian huruf kanji dengan makna yang berbeda-beda. Contohnya, tulisan Utami dari kombinasi huruf 唱美 berarti bernyanyilah dengan baik, 詩美 bermakna puisi, dan 歌未 artinya lagu.
Baca juga: Arti Nama Maharani
Tingkat Popularitas
Panggilan ini cukup populer di beberapa negara, seperti Indonesia, Qatar, Uni Emirat Arab, Jerman, Malaysia, Amerika Serikat, Arab, Kanada, Australia, Inggris, dan Norwegia.
Di tahun 2104, data dari forebears.io menyebutkan bahwa terdapat 205.971 wanita Indonesia bernama Utami. Posisi kedua terbanyak di dunia diduduki oleh Qatar yang berjumlah 148 disusul Uni Emirat dengan total 113.
Menariknya lagi, sapaan ini masuk 50 besar nama yang paling banyak digunakan di Indonesia. Utami tak kalah populer dengan panggilan bayi perempuan lainnya, seperti Nur, Fitri, dan Siti.
Kombinasi Nama Utami dan Variasinya
Sapaan ini cukup fleksibel untuk dirangkai dengan sapaan lain dari berbagai bahasa. Tinggal sesuaikan saja dengan makna yang Anda inginkan dari pilihan nama tersebut. Panggilan ini pun bisa diletakkan di depan, tengah, dan belakang sebuah rangkaian nama.
Agar nuansa lokalnya semakin kental, Anda dapat menambahkan panggilan Dewi yang dalam bahasa Jawa artinya bidadari cantik. Maka, arti nama Dewi Utami akan menjadi bidadari terbaik yang berwajah cantik.
Zahra Utami Putri adalah contoh rangkaian lainnya yang terdengar lebih islami. Zahra dalam bahasa Arab bermakna bunga dan Putri artinya wanita. Harapannya, anak tersebut tumbuh menjadi wanita terbaik yang mampu mengharumkan nama keluarga dan orang-orang sekitarnya.
Jika menginginkan kombinasi yang lebih modern, Anda bisa menambahkan sapaan dari bahasa asing, misalnya Calista yang menurut bahasa Yunani artinya paling cantik. Sehingga, arti nama Utami Calista adalah wanita terbaik yang berparas paling cantik.
Selain Utami, Anda juga bisa membuat rangkaian nama dari variasinya, seperti Nitami dan Tami. Arti nama Tami dalam bahasa Jepang yaitu manfaat atau orang-orang. Tertarik menamai buah hati Anda dengan varian satu ini?
Baca juga: Koleksi Nama Bayi Perempuan Islami Cantik namun Jarang Digunakan
Tokoh Populer
1. Trie Utami
Perempuan yang bernama lengkap Trie Utami Sarie ini adalah penyanyi dan pencipta lagu dari Indonesia. Wanita yang juga akrab dipanggil Iie ini telah mengenal dunia musik sejak kecil. Tahun 1972, ia mulai berlatih bermain piano bersama dua kakaknya, Thea Ika Ratna dan Purwa Tjaraka.
Tahun 1978, penyanyi kelahiran 8 Januari 1968 juga mengikuti kursus musik di Bina Musik, Bandung. Karir profesional Iie dimulai saat ia bergabung dengan grup musik Krakatau. Album pertama mereka yang berjudul Krakatau rilis pada tahun 1986.
Selain itu, wanita bertubuh mungil ini juga mengeluarkan album sendiri. Beberapa di antaranya Untuk Ayah dan Ibu Tercinta (1991), Kau yang Kutunggu (bersama Deddy Dhukun, 1992), Cemburu (1995), dan Mungkinkah terjadi (bersama Utha Likumahuwa, 1996).
Berkat bakat yang dimilikinya, Iie berhasil memenangkan perlombaan musik dalam negeri maupun luar negeri. Ia menjadi juara di ajang Festival Penyanyi Lagu Populer Indonesia (1989) dan meraih Grand Prix Winner di ajang The Golden Stage International Singing Contest (1992).
2. Rey Utami
Wanita cantik kelahiran Jakarta, 24 Maret 1987 ini dikenal sebagai presenter olahraga di Indonesia. Beberapa program yang pernah ia bawakan, yaitu Highlight Liga Calcio (2011), Sport 7 (2012), dan U17 FIFA World Cup (2015).
Selain menjadi presenter olahraga, Rey juga pernah menjajal dunia tarik suara dengan menjadi backing vocal lagu Di Saat Aku Mencintaimu (2010) milik band Dadali. Tahun 2017 lalu ia juga mengeluarkan lagu duet yang berjudul Selalu Bersama.
Sosok Rey Utami semakin dikenal publik ketika kisah asmara kilatnya bersama Pablo Benua tahun 2016 lalu menjadi perbincangan hangat di dunia maya. Setelah tujuh hari berkenalan, ia bersedia menikah dengan pengusaha muda yang dikenalnya melalui aplikasi Tinder itu.
Sebelumnya, baik Rey maupun Pablo pernah menikah dan memiliki anak. Bulan April 2018, Rey melahirkan anak pertama dari pernikahannya dengan Pablo. Bayi mungil itu diberi nama Aaron Tudor Benua.
Baca juga: Arti Nama Tika
3. Ayu Utami
Justina Ayu Utami merupakan aktivis jurnalis asal Indonesia. Ayu mengawali karirnya sebagai guest public relations sebuah hotel lalu berpindah haluan menjadi wartawan. Beberapa media tempatnya bekerja meliputi Humor, Majalah Matra, D&R, dan Forum Keadilan.
Di masa Orde Baru, terjadi pembredelan beberapa media massa, seperti Tempo, Editor, dan Detik. Sebagai bentuk protes, Ayu dan rekan-rekannya sesama jurnalis mendirikan Aliansi Jurnalis Independen. Mereka menyuarakan ketidaksetujuannya atas kebijakan sepihak pemerintah tersebut.
Perempuan kelahiran 21 November 1969 ini juga dikenal sebagai sastrawan. Tahun 1998, novel pertamanya yang berjudul Saman memenangkan sayembara penulisan roman Dewan Kesenian Jakarta.
Karyanya tersebut mendapatkan sambutan positif dari kritikus sastra karena dianggap memberikan warna baru dalam dunia kesusastraan Tanah Air. Saman juga berhasil memenangkan penghargaan Prince Clause Award 200 dari Prince Clause Fund di Den Haag, Belanda.
Tahun 2001, wanita keturunan Sunda ini merilis novel Larung, sekuel dari Saman. Sekitar tahun 2008, Ayu meluncurkan novel trilogi Bilangan Fu yang terdiri dari beberapa serial, seperti Manjali dan Cakrabirawa (2010), Lalita (2012), dan Maya (2013).