Nama: Galuh
Arti: Perak, intan, permata
Orang Terkenal: Galuh Candra Kirana, Ratu Galuh Mangkualam
Jenis Kelamin: Perempuan
Asal Bahasa: Jawa
Kalau Anda sedang mencari nama untuk bayi perempuan, masukkan sapaan Galuh dalam daftar pilihan. Hal ini karena arti nama Galuh yang berkaitan dengan intan permata dapat menggambarkan betapa berharganya ia bagi kedua orang tua.
Panggilan berawalan huruf g ini juga mudah dilafalkan, gampang diingat, dan dapat digabungkan dengan sapaan lain untuk membentuk rangkaian nama yang lebih indah dan bermakna. Dijamin, Anda tidak akan kecewa atau menyesal setelah memilihnya menjadi panggilan bagi putri kesayangan.
Di artikel ini, Anda juga akan menemukan fakta menarik mengenai beberapa tokoh Galuh di kisah legenda dan sejarah sebuah kerajaan di Indonesia. Salah satunya adalah kisah putri Galuh Candra Kirana di cerita Ande Ande lumut.
Mau tahu tentang arti nama Galuh selengkapnya? Simak dengan seksama artikel di bawah ini!
Asal Bahasa
Selanjutnya, mari kita bahas lebih dalam mengenai arti nama Galuh. Nama ini berasal dari bahasa Jawa yang artinya perak, intan, atau ratna.
Meskipun berasal dari bahasa Jawa, masyarakat Sunda juga familier dengan sapaan ini karena dahulu dikenal sebagai nama dari sebuah kerajaan di wilayah Jawa Barat. Dalam bahasa Sunda, galuh berarti permata.
Selain pengertian di atas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebut arti galuh adalah perak; ratna (intan) yang digunakan sebagai sebutan untuk putri raja. Oleh sebab itu, nama ini secara khusus hanya dapat dipakai anak perempuan.
Nama Galuh pengucapannya mirip dengan Galih. Meski begitu, keduanya memiliki arti yang berbeda. Jika arti nama Galuh adalah permata, Galih yang berasal dari bahasa Jawa penggalih memiliki arti hati.
Memberikan nama Galuh berarti menjadikan anak Anda sebagai permata hati. Selanjutnya, nama ini juga mengandung doa dan harapan agar kelak si kecil menjadi sosok yang penting dan berharga dalam kehidupan bermasyarakat.
Doa dan harapan itu akan semakin lengkap jika Anda membuat rangkaian nama Galuh dengan sapaan-sapaan bermakna indah lainnya. Misalnya, dengan memberikan tambahan nama belakang Utami. Arti nama Galuh Utami yaitu permata yang utama.
Anda juga bisa meletakkannya di tengah, seperti pada rangkaian Annisa Galuh Mayangsari yang berarti perempuan yang bagaikan permata dan seindah bunga. Bagaimana? Indah, bukan?
Baca juga: Arti Nama Gavin
Fakta Menarik Kerajaan Sunda Galuh

Seperti sudah disinggung sebelumnya, dahulu Galuh dikenal karena merupakan nama sebuah kerajaan. Wilayahnya termasuk bagian dari Kerajaan Sunda yang terletak di antara Sungai Citarum, Ciserayu, dan Cipamali (Kali Brebes). Kerajaan ini disebut-sebut sebagai penerus dari Kerajaan Kendan, dan masih berada di bawah kekuasaan Tarumanegara.
Sejarahnya tertulis pada manuskrip kuno berjudul Carita Parahiyangan, sebuah naskah berbahasa Sunda yang ditulis awal abad ke-16. Di dalam naskah itu, Kerajaan Sunda Galuh dimulai setelah Rahiyangta ri Medang Jati atau Kandiawan menyerahkan kekusaan Kerajaan Medang Jati kepada sang putra, Wretikandayun. Wretikandayun naik takhta, kemudian mengubah nama Kerajaan Medang Jati menjadi Kerajaan Galuh.
Ia berkuasa mulai tahun 612 hingga 702 Masehi. Setelah 90 tahun memimpin kerajaan, Wretikandayun digantikan oleh putra bungsunya bernama Rahiyang Mandiminyak. Kemudian Rahiyang Mandiminyak menyerahkan takhta kepada anaknya, dan begitu seterusnya secara turun-temurun.
Pada 1595, masa Kerajaan Galuh berakhir lantaran ditaklukkan oleh Mataram. Pada masa itulah kerajaan-kerajaan di seluruh pulau Jawa disatukan dan statusnya berubah menjadi kadipaten yang mendapat otonomi.
Keberadaan kerajaan ini juga diyakini dengan adanya peninggalan berupa prasasti. Prasasti Galuh tersimpan di Museum Nasional dengan nomor inventaris D-29.
Baca juga: Nama Bayi Laki Laki Islam Terilhami Tokoh Besar Sepanjang Masa
Tingkat Kepopuleran
Penggunaan nama Galuh di Indonesia tidak sebanyak sapaan dari bahasa Jawa lainnya, seperti Ayu atau Dewi. Sapaan Ayu dan Dewi banyak ditemukan di mana pun di Indonesia, tetapi Galuh lebih banyak dipakai oleh orang-orang di wilayah Jawa Barat. Hal ini wajar, mengingat sapaan tersebut ada kaitannya dengan sebuah kerajaan di wilayah Sunda.
Di luar wilayah Jawa Barat, panggilan ini cukup jarang digunakan. Namun, secara umum sapaan ini lumayan populer di Jawa hingga Bali, karena di wilayah tersebut orang-orang mengenal nama Galuh dari cerita Ande-Ande Lumut.
Tokoh Populer
1. Galuh Candra Kirana
Berbicara mengenai arti nama Galuh, masyarakat Indonesia khususnya Jawa dan Bali mungkin tidak bisa melupakan sosok ini. Siapa lagi kalau bukan Galuh Candra Kirana yang dianggap berkaitan erat dengan Kerajaan Kediri. Apalagi tentang kisah cintanya dengan Panji Asmara Bangun yang sangat melegenda.
Cerita tentang Panji dan Candra Kirana memiliki banyak sekali versi. Namun intinya sama, yaitu perpisahan dan pertemuan kembali antara Panji (Raden Inu Kertapati) dengan Candra Kirana (Dewi Sekartaji). Salah satu versi yang amat populer di telinga kita adalah lakon Ande-Ande Lumut.
Alkisah, disebutkan bahwa Dewi Sekartaji diculik lalu ditelantarkan di tempat asing. Ia kemudian tinggal bersama seorang janda yang mempunyai beberapa anak perempuan. Di sana, Dewi Sekartaji dipanggil dengan sebutan Klenting Kuning.
Sementara di tempat lain, seorang pangeran tampan yang dijuluki Ande-Ande Lumut dikabarkan tengah mencari calon istri lewat sebuah sayembara. Mendengar kabar yang beredar di seluruh negeri, Klenting Kuning tertarik untuk mengikutinya. Sayang, ketika itu ia dilarang ikut dan diminta bekerja saja di rumah oleh saudari-saudari tirinya.
Singkat cerita, para Klenting putri Mbok Randa pergi menemui sang pangeran yang tinggal di desa lain di seberang sungai. Untuk menyeberang, Klenting-Klenting cantik itu harus menumpang seekor kepiting raksasa bernama Yuyu Kangkang. Enggan memberi bantuan secara gratis, Yuyu Kangkang meminta imbalan satu ciuman dari masing-masing Klenting.
Para Klenting sepakat memberikan apa yang diinginkan Yuyu Kangkang. Mereka pun dapat menyeberang dengan selamat dan langsung menuju ke rumah Ande-Ande Lumut.
Baca juga: Arti Nama Gilang
Bertemu Ande-Ande Lumut
Tak berselang lama, Klenting Kuning menyusul. Ia nyaris tak bisa menyeberang karena Yuyu Kangkang enggan menolong dirinya yang berpenampilan lusuh dan bau. Namun, melihat sikap sopan dan kebaikan hati Klenting Kuning, Yuyu Kangkang akhirnya bersedia menyeberangkan.
Klenting Kuning pun tiba di tempat tinggal Ande-Ande Lumut. Di sana semua perempuan cantik yang datang melamar sudah ditolak oleh Ande-Ande Lumut, termasuk Klenting Merah, Klenting Hijau, dan saudari tiri Klenting Kuning lainnya.
Sesuatu yang tidak disangka terjadi saat Klenting Kuning mengajukan diri. Ande-Ande Lumut membuat semua orang terkejut karena menerima Klenting Kuning meski dalam kondisi kotor dan sama sekali tidak cantik. Ande-Ande Lumut mengatakan bahwa hanya Klenting Kuninglah yang tidak ternoda karena mencium Yuyu Kangkang.
Lamaran diterima. Saat bertatap muka, Klenting Kuning dan Ande-Ande Lumut pun mengetahui jati diri masing-masing. Mereka kemudian kembali ke istana dan melangsungkan pernikahan.
2. Ratu Galuh Mangkualam
Anda yang bukan orang Sunda mungkin merasa asing dengan nama ratu yang satu ini. Ratu Galuh Mangkualam konon adalah istri Prabu Siliwangi, Raja Kerajaan Padjajaran yang memerintah pada tahun 1482-1521.
Masa hidupnya tidak banyak diketahui orang. Namun, makam Sang Ratu diketahui berada di dalam area Kebun Raya Bogor. Makam yang konon sudah berusia lebih dari 600 tahun itu dianggap keramat dan banyak dikunjungi peziarah maupun wisatawan dari berbagai daerah.
Di atas pusara makam keramat tersebut, terdapat replika mahkota yang dicat keemasan sebagai tanda bahwa Ratu Galuh merupakan permaisuri Kerajaan Padjajaran. Selain itu, masyarakat juga percaya ada makhluk gaib berupa seekor harimau putih yang menjaga makam. Konon, harimau putih yang disebut kerap menampakkan diri itu ialah milik Prabu Siliwangi.